Selasa, 10 April 2012

Hanya Pendapat


Adat istiadat yang mengikat, mungkin membuat orang lebih disiplin dan membuat nama baik keluarga terjaga seiring dengan patuhnya kita dalam aturan adat istiadat. Ada aturan wanita tidak boleh keluar malam, karena akan dianggap wanita jalang. Apabila itu dipatuhi, benarkah menjamin bahwa wanita itu wanita baik-baik? Ada beberapa teori pribadi yang dipaparkan, justru jika seseorang baik wanita atau perempuan yang dikekang dengan beberapa aturan disiplin yang berlebihan, jika seseorang itu tumbuh dewasa akan merasa dirinya dipenjara dan seperti tidak memiliki kebebasan untuk bersosialisasi dengan sempurna. Ini yang akan mengakibatkan pemerontakan batin, bukankah kita mempunyai negara bebas? Apalagi jika adat itu hanya berlaku dan beberapa yang tidak mematuhinya tidak mendapat sanksi yang sesuai, itu akan membuat sebagian masyarakat menjadai iri dan merasa dirinya tidak mendapatkan keadilan yang diinginkan. Bahkan baru saja kemaren secara pribadi saya alami
“teman laki-laki saya datang pada malam pukul 19.30-20.17, tidak terlalu malam untuk sekedar bersilaturrahim, tetapi hal itu membuat beberapa terganggu, benarkah? Hal ini dipaparkan ibu saya keesokan harinya katanya jangan ada teman laki-laki main lagi kesini tidak baik dilihat tetangga. Kaget aku mendengarnya, apa yang salah jika ada teman yang main kesini untuk bersilaturrahim?” Bingung, heran, dan aneh untuk di pikir secara logika, alasan yang tidak masuk akal itu membuat aku bertanya-tanya. Apa yang buruk? Mengapa mereka menganggap itu tidak baik? Kehidupan seperti ini membuat beberapa orang akan stress dan terus memberontak. Seperti beberapa kasus yang hampir mirip dengan ini. “seseorang laki-laki yang memberontak karena dari dia kecil selalu di kekang didalam rumah khusus dengan aturan yang sangat mengikat, aturan itu berakhir karena dia tumbuh dewasa dan diperbolehkan untuk keluar dari rumah khusus itu, saat diluar sana, dia justru menjadi seorang preman yang tingkah lakunya bisa melebihi orang-orang yang terbiasa diluar, karena mereka akan merasa ingin tahu kehidupan luar yang belum pernah dirasakan sebelumnya”. Kisah yang lain berkaitan dengan seks “seorang mahasiswi yang berjilbab itu ternyata, kebanyakan dari mereka yang melakukan seks lebih dari pada mereka yang tidak berjilbab, ini benar atau tidak bisa dilakukan beberapa survei wawancara pada supir taksi yang menurunkan wanita berjilbab didekat tempat kostnya agar tidak ketahuan ibu kost”. Kisah ini hany cerita yang saya dengar, jadi jika ingin tahu bukti kebenarannya cari sendiri ya,,,
J ,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar